Well, sudah lama saya tidak menulis notes motivasi. Kesibukan kuliah dan bermain membuat saya sejenak melupakan soal motivasi, melupakan tentang orang-orang di luar sana yang ter-demotivated karena berbagai hal. Bertahanlah, kamu masih punya masa depan yang membentang luas, dan suatu saat, akan ada saatnya dimana kamu akan menertawakan dirimu di masa lalu, sembari berkata: "Aku waktu itu lucu sekali."
Oke, saya barusan chatting dengan seorang teman wanita dan dia minta beberapa nasihat tentang bagaimana melupakan mantan pacarnya setelah mereka putus. Kadang, ada saat dimana saya juga ingin melupakan suatu hal(atau seseorang) di masa lalu, jadi saya punya beberapa saran, yang terbaik adalah seperti ini.
The Problem
Saya benci kata 'problem', itu mengisyaratkan kalau ada sesuatu yang negatif yang harus kita hadapi dan itu mempunyai potensi untuk membuat kita 'jatuh'. Saya lebih memilih gaya berpikir Echkart, 'antara menghadapi masalah, atau melupakan masalah itu'. Bagaimanapun juga, menggunakan kata 'problem' mungkin cara terbaik untuk langsung ke inti masalah.
Masalahnya adalah kita ikut jatuh dikarenakan masalah kita, karena kisah-kisah kita sendiri, dan kita berpikir soal itu terus-menerus tanpa henti. Masalah bisa menjadi sangat menjengkelkan sampai kita akan melakukan apapun untuk mengatasinya dan membuatnya menghilang dari pikiran kita, masalah bisa menjadi sangat menjengkelkan sampai kita secara harfiah akan melakukan apapun untuk melupakannya. Jika kemudian hal itu sampai pada ingin melupakan sesuatu dari pikiran kita, maka itu juga bisa dibilang masalah.
Memikirkannya secara terus-menerus akan membawa kita semakin stress, tapi cobalah melihat hal tersebut dari sudut pandang yang berbeda:
Masalah memberikan kita kesempatan untuk lebih mengenal diri kita
Masalah memberikan kita ijin untuk tidak berubah
Masalah mengajari kita cara berpikir rasional kenapa hal-hal tidak berjalan dengan baik
Walaupun kita membenci masalah kita, kita juga mencintainya pada saat yang bersamaan. Maksud saya bukan lantas pada saat bangun tidur kita semua berpikir, "Wohoo, aku punya masalah hari ini", tentu saja tidak. Bagaimanapun, secara tidak sadar semua poin-poin di atas adalah benar, masalah kita adalah kisah kita, dan saya akan memberitahu Anda dengan jelas apa arti semua itu.
Kamu Adalah Bukan Kisah-mu
Kamu jelas-jelas bukanlah kisahmu. Kisahmu bisa apapun, dan semua kisah-kisah itu "milikmu". Ada beberapa contoh sederhana :
Bagaimana hubunganmu di masa lalu membuatmu takut menjalin hubungan yang baru
Bagaimana kejadian buruk di masa lalu telah merusak masa depanmu
Bagaimana kecerdasanmu yang tidak seberapa membuatmu susah mencari uang
Bagaimana situasi hidupmu membuatmu tidak bisa berubah
Semua orang mempunyai kisahnya masing-masing, dan hanya beberapa orang yang tahu cara untuk putus hubungan dengan kisah-kisahnya, mereka menyadari bahwa semua itu tidak membuat mereka menjadi dirinya sendiri. Mereka menyadari kalau kisah-kisahnya tidak mengendalikan masa depan mereka. Bagaimana kisah saya? Saya drop-out kuliah, saya bekerja di toko baju murahan selama dua tahun dan saya tidak mempunyai pendidikan yang tinggi. Apakah semua itu lantas menghentikan saya? Tidak, demi neraka!(Hell no!).
Melangkahlah, lakukan sesuatu yang berbeda. Saya bekerja keras untuk menjadi pemasar internet yang terbaik selama lebih dari tiga tahun dan sekarang saya ada di posisi yang sangat hebat, tidak begitu jauh dari 'bekerja secara full time untuk diri sendiri'. Tahukah kamu kalau banyak CEO top di Inggris yang bahkan tidak mengenyam bangku kuliah, saya serius.
Membuatnya Hilang dari Pikiranmu
Jadi sekarang sudah jelas, masalahnya adalah kita terhubung dengan kisah-kisah kita, lantas kita menentukan siapa kita berdasarkan kisah-kisah tersebut. Bagaimanapun juga, kita bukanlah masalah-masalah yang kita hadapi, karena realitanya masalah hanyalah sebuah ilusi. Sesuatu menjadi sebuah masalah hanya jika kita menganggapnya sebuah masalah. Bagaimana kedengarannya?
Sekarang permasalahan yang saya maksud di sini adalah merasa tidak dapat berhenti berpikir tentang sesuatu, tidak bisa membuat sesuatu itu keluar dari kepalamu. Pikirkan betapa gilanya, kita tidak bisa berhenti berpikir tentang sesuatu, pikiran kita telah dikuasai oleh nafsu kita...atau memang sudah terjadi?
Putus Hubungan dari Kisahmu
Jika kamu percaya kalau situasimu saat ini telah menunjukkan siapa dirimu, maka kamu tidak akan bisa lepas dari masalah. Simpel saja, itu semua karena kamu mengidentifikasikan dirimu berdasarkan kisah-kisahmu di masa lalu, kamu memandangnya sebagai referensi sumber dan karena itu juga mereka menjadi sumber dari rasa sakitmu. Saya tidak memiliki ijazah kuliah, tapi apakah kata-kata barusan membuat saya terlihat seperti orang yang tidak cerdas?
Semakin cepat kamu menyadari kalau kamu bukanlah kisah-kisahmu atau situasimu saat ini, kamu akan mulai melihat bahwa ada dunia yang seutuhnya di luar sana, berisi dengan peluang-peluang untuk merubah kenyataan, menunggu agar kamu segera bergerak dan menggenggam erat mereka dengan kedua tanganmu.
Beberapa dari kita menyukai kenangan yang ada di kisah-kisah kita, mereka membantu kita untuk mengenal siapa diri kita. Jika kamu membuang kisahnya orang lain, maka apa yang tersisa? Mungkin, rasa ikhlas menerima semua dengan apa-adanya.
Memutuskan Kapan Kamu Ingin Bebas
Mungkin kamu berpikir saya gila, tapi secara tidak sadar kita tidak ingin untuk putus hubungan dengan kisah-kisah kita, gimana lagi, mereka kan kisah milik kita. Jadi, kamu harus memutuskan apakah kamu ingin terbebas dari hal-hal yang terus-menerus mengganggu pikiranmu atau kamu mencoba untuk bertahan karena, seperti telah disebutkan, mereka membuat dirimu untuk tidak berubah.
Masalah kita dengan cara tertentu, bisa dengan nyata membuat hidup kita lebih mudah. Mereka membuat kita berhenti berusaha untuk melakukan sesuatu yang berbeda, karena kita percaya masalah-masalah tersebut membuat kita tidak bisa berubah dan yah, tidak ada lagi yang bisa kita lakukan. Dengarkanlah kata hatimu, temukanlah kalau kamu sebenarnya sangat ingin untuk melangkah dan melupakan tentang sesuatu atau seseorang itu, karena jika tidak maka semua itu tidak akan terjadi.
Terimalah Dengan Lapang Dada
Jika kamu terus menerus berperang untuk melupakan sesuatu, maka kamu sedang berperang dengan dirimu sendiri, dan itu tidak menyenangkan. Menerima apa adanya bukan berarti kamu tidak mencoba atau berubah secara pribadi; tetapi itu hanya bermakna bahwa kamu tidak menolak situasi yang memang terjadi pada saat ini. Jika kamu memikirkan seseorang atau sesuatu, biarkanlah, jangan menolaknya.
Kemudian secara ajaib, atau tidak, pikiran dan tingkah lakumu akan berubah. Hal-hal yang dari dulu mengganggumu akan hilang. Kenapa? Karena kamu menerima kalau hal itu mengganggumu dan jangan biarkan hal itu membuatmu jatuh. Kamu menerima kalau saat ini kamu sedang "diganggu" dan terus melangkah. Cobalah berpikir, apa atau siapa yang sedang mengganggumu, karena kenyataanya itu adalah dirimu sendiri. Dan semakin cepat kamu menolak keadaanmu sekarang ini, maka, itulah saat dimana masalahmu akan datang kembali.
Masih tidak percaya kalau masalah hanyalah sebuah ilusi?
terjemahan bebas : twoh
originally posted by : glen - pluginID
Wednesday, December 15, 2010
Bagaimana Caranya Membuat Sesuatu atau Seseorang, Hilang Dari Pikiranmu
Posted by
Hafizh Herdi
at
7:53 PM
Bagaimana Caranya Membuat Sesuatu atau Seseorang, Hilang Dari Pikiranmu
2010-12-15T19:53:00+07:00
Hafizh Herdi
persona|soc|socie|
Comments
Subscribe to:
Posts (Atom)
Petunjuk Arah
- adsense (1)
- alius (1)
- bisnis twoh (4)
- cerita inspirasi (2)
- cerpen (3)
- danetter (5)
- Ego-state therapy. (1)
- genia (1)
- hypnosis (1)
- journeylist (3)
- keajaiban pikiran (2)
- kisah sukses. (2)
- kunci sukses (2)
- memahami hidup (3)
- mestakung (1)
- motivasi (4)
- musicalis (1)
- persona (16)
- prog (6)
- reor (2)
- semesta mendukung (3)
- soc (2)
- socie (6)
- techlife (5)
- tips cinta (1)
- tips wirausaha (2)
- trafik internet (1)
- twoh (2)
- twoh's engineering (1)